Jumat, 30 Oktober 2009

Aa Gym diguncang Isu Perceraian

Hot News

Beberapa hari ini marak di media massa diberitakan soal keretakan rumah tangga Aa Gym, yang melakoni kehidupan rumah tangga ber-poligami. Tidak hanya media cetak, media TV pun berlomba-lomba menayangankan berita tersebut di program infotaitmen layaknya berita seputar kehidupan artis. Ini cukup mengganggu kenyaman rumah tangga Aa Gym, karena berita ini tak lebih dari sekedar isu menyesatkan, pada hal rumah tangga Aa Gym dengan kedua istrinya baik-baik saja, demikian menurut pengakuan Teh Rini, istri kedua Aa Gym.

Aa Gym merupakan tokoh fenomenal di tanah air, karena di awal kemunculannya dakwah yang dibawakannya sangat menyejukkan hati dengan konsep Manajemen Qalbu (MQ). Setiap kali Aa Gym berceramah selalu dipadati jamaah, yang pada umumnya didominasi ibuk-ibuk dan keluarganya. Hal ini terdorong karena ceramah Aa Gym sering bertema bagaimana menciptakan kehidupan rumah tangga yang harmonis. Konsep dakwah yang sangat mengena dan tepat saat ini, dimana umat butuh pencerahan dimana disaat yang sama di beberapa tempat terjadi konflik dan peristiwa terorisme. Sehingga Aa Gym sempat menjadi idola di kalangan ibuk-ibuk.

Kami sekeluarga beberapa kali mengunjungi kompleks Pesantren Daarut Tauhid di Bandung sebagai pusat semua aktivitas Aa Gym, baik aktivitas dakwah maupun operasional perusahaan nya. Setiap kunjungan, kami merasakan betapa sosok Aa Gym sangat fen0menal dan sangat diidolakan. Apa pun yang ada di lingkungan pesantren tsb selalu memperlihatkan nuansa dan warna Aa Gym. Sampai-sampai anak kami merengek-rengek minta dibelikan boneka mini berwujud wajah Aa Gym dan Teh Ninih. Dari bonekanya saja kelihatan teduh dan nyamannya wajah mereka berdua, apalagi dalam kehidupan sehari-hari mereka, demikian batin saya menilai. Maka pantas saja, kalau ada salah satu media dari Amerika menjuluki Aa Gym sebagai Holy Man.

Tetapi, apa yang terjadi kemudian ? Ceramah Aa Gym yang selalu mengedepankan filosophi kehidupan berumah tangga yang harmonis, tentu saja telah membentuk pola fikir bahwa poligami adalah prilaku menyimpang dari tataran keharmonisan rumah tangga tsb. Hal ini menjadi titik balik dalam kehidupan Aa Gym ketika beliau memutuskan untuk menikahi seorang wanita bernama Alfarini Eridani. Aa Gym dihujat, diprotes dan diboikot. Mendadak popularitasnya anjlok, ceramah beliau tidak lagi digandrungi, kompleks Daarut Tauhid mendadak sepi dan beberapa perusahaannya berhenti beroperasi. Sungguh dramatis, Aa Gym yang membangun citra diri dan kehidupannya bertahun-tahun, rontok hanya dalam beberapa hari setelah beliau ber-poligami.

Pada hal keputusan Aa Gym berpoligami telah mendapat restu dari Teh Ninih. Teh Ninih rela jika tujuannya untuk membahagiakan Aa. Ketika ditanya wartawan infotaitment di kediamannya di Gegerkalong pada saat ramai-ramainya pernikahan Aa Gym dengan Teh Rini, Teh Ninih mengatakan bahwa :"Kalau soal poligami, jika itu bisa membahagiakan Aa, Teteh ikut saja. Walaupun sangat berat buat seorang wanita, tapi Teteh mengharap mendapat surga. Salah satu syarat masuk surga adalah berbakti kepada suami," ucap Teteh Ninih (Warta Kota, 30/10).

Lalu dari mana datangnya isu Teh Ninih menggugat cerai Aa Gym ? Inilah masalahnya, para pemburu berita mencoba mencari berita ke instansi terkait, tapi tidak ada satupun fakta yang mendukung kebenaran isu tersebut. Memang kabar mengenai gugatan cerai Teh Nini sudah ramai dibicarakan, karena Teh Ninih merasa diperlakukan tidak adil oleh dai kondang tersebut.

Isu gugatan cerai Teh Ninih terhadap Aa Gym itu juga menjadi perbincangan di kalangan santri Daarut Tauhid, tetapi mereka tidak mengetahui pasti kebenaran berita tersebut. Para santri mengaku kaget mendengar kabar bahwa bos mereka akan bercerai. Salah seorang santri bernama Roni mengaku mendengar isu Teh Ninih akan menggugat cerai Aa Gym sejak beberapa hari yang lalu. Namun, dia tidak tahu perihal kebenaran isu tersebut. Pasalnya, sepekan terakhir Aa Gym tidak pernah terlihat di area pondok pesantren (Warta Kota, 30/10).

Istri kedua Aa Gym, Teh Rini mencoba menjawab semua berita yang menurutnya merupakan isu menyesatkan dan tidak benar. Menurut Teh Rini, hubungan Aa Gym, Teh Ninih dan dia baik-baik saja. Aa Gym sampai saat ini masih bisa membagi waktu untuk kedua istrinya dengan baik sesuai dengan syariah secara bergiliran dan adil. Dan pada pertemuan terakhir, kata Teh Rini tidak ada pembicaraan lain selain yang biasa dibicarakan, tentang keluarga dan anak-anak.

"Teh Ninih, jadilah Wanita Calon Penghuni Surga"

Kami sendiri tidak mempercayai isu tersebut kalau menilai sosok Teh Ninih sebagai seorang istri yang baik dan berbakti. Masalah poligami saat ini di Tanah Air masih belum bisa diterima di sebagai besar kalangan wanita. Walaupun ada segelintir wanita bisa menerima sebagai bentuk ibadah dan wujud bakti kepada suami, tapi persoalan poligami masih dinilai sebagai bentuk pelecehan dan ketidakadilan kaum pria kepada wanita dan menilai para pelaku poligami memiliki masalah dalam kehidupan seksnya. Coba kita simak komentar artis Maia Estianty (34) soal poligami bahwa poligami dilakukan pria cendrung untuk mengumbar hawa napsu dan menjadikan keyakinan suatu agama sebagai tameng yang melegalisasi poligami, sehingga dengan keyakinan tersebut lantas jadi ada kesempatan untuk mengumbar hawa napsunya. Jadi, memang arah yang seperti itu sudah pasti ngak beres," ujar Maia (Warta Kota, 29/10). Komentar ini tidak bisa dinilai objektivitasnya. Karena Maia sedang bermasalah dengan mantan suaminya Ahmad Dhani, yang dinilainya cendrung mendukung poligami.

Lain ceritanya lagi kalau kita tanya kepada para wanita yang menerima dan telah menempuh hidup berpoligami pasti dijawab dengan kata-kata penuh makna bernuansa pengabdian kepada Allah dan bakti kepada suami. Kami menempatkan posisi Teh Ninih di sini. Seperti dalam tulisan Teh Nini di harian Pikiran Rakyat (01/10) berjudul "Kecantikan Hati", bagi kami Teh Ninih itu bagaikan intan permata, yang terlihat indah selamanya jika terus dipelihara oleh pemiliknya. Menurut Teh Ninih dalam tulisannya tersebut, kecantikan lahiriah tidak memiliki nilai dan makna sedikitpun tanpa dibarengi dengan kecantikan batiniah. Keindahan wanita tidak hanya dari segi fisik, tetapi seharusnya tercermin dari dalam (inner beauty), yakni mempunyai kecantikan ruhiyah, cerdas emosional, cerdas spritual, dan cerdas intelektual. Itulah kecantikan sebenarnya.

Kecantikan yang terpancar dari hati, adalah kecantikan hakiki yang tidak hilang ditelan usia. Kekuatan iman dan ketaatan kepada Allah yang menjadikan wanita memiliki innerbeauty . Wanita ahli syukur selalu memaksimalkan ihktiar, menjaga dan merawat tubuhnya dengan baik. Ia pun senantiasa menjaga hatinya dari maksiat dan perbuatan dosa. Lisannya selalu dihiasi zikir, matanya terjaga dari pandangan yang dapat mengumbar hawa napsu, langkahnya terhenti dari tempat-tempat yang jauh dari rahmat Allah, tubuhnya ruku dan sujud penuh penghambaan, jeritannya adalah tobat memohon ampunan Allah. Hati yang lembut akan menambah kecantikan wanita. Dan kelembutan hati akan membantu mempercepat penyelesaian persoalan pada saat kita menghadapi masalah.

Wanita yang memiliki sifat lembut dan tidak mudah emosional, akan mengundang simpati orang kepadanya dan Allah akan mencintainya. Kelembutan tidak menjadikan wanita sebagai makhluk lemah. Dengan kelembutannya, terbukti wanita memiliki kekuatan yang dianugerahkan oleh Allah swt. Rasa sakinah akan hadir dalam keluarga ketika kelembutan dan sikap santun menjadi perhiasannya ("Kecantikan Hati" Oleh : Ninih Muthmainnah, PR 01/10).

Sungguh indah ungkapan Teh Ninih dalam tulisan tersebut, lalu bagaimana mungkin Teh Ninih akan gegabah menggugat cerai Aa Gym. Bukan kah semua syarat menjadi wanita shalehah sudah tersirat semua pada ungkapan dalam tulisan tersebut. Ayo Teh Ninih, JADILAH WANITA CALON PENGHUNI SURGA.

Kamis, 29 Oktober 2009

"Jalur Gaza" Diluncurkan

Resensi Buku

Buku terbaru Trias Kuncahyono (wakil pemred Kompas) berjudul Jalur Gaza: Tanah Tejanji, Intifada dan Pembersihan Etnis telah diluncurkan dalam suatu acara yang diselenggarakan di Universitas Paramadina, Jakarta, Rabu (28/10) malam.

Dalam acara yang dikemas apik tersebut disertakan dengan acara bedah buku dengan pembicara Prof. Komarudin Hidayat dan DR. Kusnanto Anggoro. Dalam diskusi tersebut Kusnanto menggambarkan apa yang terjadi di Jalur Gaza sebagai monumen hidup yang lebih dasyat dari sejarah. Hal ini dikarenakan, persoalan Jalur Gaza jauh lebih kompleks karena tidak adanya garis demarkasi sepertinya pada Perang Dunia. Disebut perang, tidak ada garis demarkasi, maka sulit membayangkan akhir dari peperangan atau konflik tersebut.

Hal yang menarik dalam buku ini, demikian Kusnanto menjelaskan, karena beberapa hal, diantaranya adalah kaya akan cerita-cerita human interest. Diantaranya, bagaimana Trias diberi fasilitas internet gratis oleh penduduk Pelestina hanya karena orang tersebut merasa 'diorangkan'.

Karena buku ini ditulis oleh seorang wartawan, lanjut Kusnanto, maka Trias terbebas dari 'dosa akademik'. Kusnanto misalnya menyebutkan kata "pembersihan etnis" (genosida) yang bisa misleading, karena yang terjadi di Pelestina asalah "peperangan saudara sedarah".

Sementara itu Komarudin menjelaskan, buku Jalur Gaza ditulis dengan gaya novel, meski menyajikan fakta sejarah. "Fakta sejarah yang ditulis secara cair dan mengalir membuat buku ini enak dibaca." ujarnya.

Mengenai yang concern terhadap masalah Pelestina adalah negara-negara non-Arab, Komarudin menjelaskan, sumber peperangan bukan semat-mata agama, tetapi lebih pada persoalan tanah air. Di Pelestina, ada pembelaan terhadap kabilah (suku), ghanimah (harta rampasan) dan aqidah (agama). "Ketiga hal ini menghasilkan konflik dan peperangan yang dahsyat." katanya.
(Warta Kota, 29/10)

MARI BER’WUQUF’ SEPANJANG WAKTU


Jama'ah haji sedang berdoa di Masjidil Haram, Mekkah

Blog EntryARTIKEL HAJI

“Wahai Bilal… Istirahatkan aku dengan sholat”,

Ungkapan ini kerapkali Nabi Muhammad ucapkan manakala telah merasakan kepenatan dengan urusan dunia. Ia menjadikan sholat sebagai sebuah media relaksasi dari kelelahan aktivitas keseharian, karena jiwa dan raga manusia membutuhkan waktu khusus dan kegiatan yang khusus untuk mengembalikan kebugaran, konsentrasi dan kondisi yang prima secara lahiriah ataupun bathiniyah.

Siapapun orangnya, apapun pekerjaan dan aktivitasnya, pasti akan mencapai pada posisi dan situasi kejenuhan, yang pada akhirnya akan menghadirkan kegelisahan serta ketidak nyamanan dalam mengarungi perjalanan hidup yang sebenarnya hanya sesaat tetapi berkemaskan keabadian.

Gemerlap dunia memang teramat menggoda, mampu membuai dalam suasana keindahan yang membuat manusia lupa, setiap sudut yang ditampakkan menghadirkan “syahwat” kepada sipenganut aliran hedonisme. Dunia dan beserta semua aksesorisnya seakan menjadi tujuan dari hidup untuk sebagian besar orang, belum dapat disebut meraih kesuksesan bila belum mampu menaklukan dunia, dan menjadikan materi sebagai barometer untuk sebuah kebahagiaan dalam hidup.

Akhirnya, maka tidak aneh bila banyak sekali yang terperangkap dalam tipu daya syeitan, saling fitnah, iri dan dengki kepada sesama, menghasut, korupsi bahkan sampai pada bentuk perbuatan kriminalitas yang sudah pasti akan mengakibatkan kerugian buat orang lain, bukan hanya mata mereka menjadi dibutakan dengan kebenaran, telinga menjadi tuli dan hati-hati yang menjadi kendali akhlak ikut menjadi buta. Inilah mungkin yang dimaksud al Quran surat al-a’raf ayat 179 :

Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai”.

Sebagai pilihan utama untuk tetap menjadi orang-orang pilihan dan tidak termasuk dalam type-type yang digambarkan oleh Allah dalam ayat tersebut diatas, maka Islam telah menawarkan sebuah formula yang mujarrab dan memang seharusnya ampuh sebagai penangkal propaganda yang setiap saat dirancang apik oleh musuh-musuh manusia yaitu Syeitan dan bala tentaranya. Haji ke tanah suci menjadi kekuatan dahsyat untuk menghantarkan manusia kepada kefitrahan, model manusia yang bagaimanapun, apabila telah melaksanakan ibadah yang satu ini maka Rosulullah janjikan akan memperoleh keistimewaan yang teramat luar biasa berupa terhapusnya semua dosa dan akan kembali suci bagaikan bayi yang baru terlahir dari rahim seorang bunda.

Haji adalah wuquf di Padang Arafah, yang berarti pelajaran paling besar yang akan didapatkan oleh seluruh jamaah haji adalah selama pelaksanaan wuquf, yang merupakan waktu sakral yang memberikan kesempatan kepada semua jamaah haji untuk bisa 'berdialog' dengan Allah, menjalin hubungan mesra dan privat kepada Sang Maha Penentu Segala.

Banyak orang beranggapan, wuquf hanya bisa dilaksanakan di Padang arafah dan pada tanggal 9 Dzulhijjah, pendapat ini tentunya tidak terbantahkan, tetapi yang harus kita fahami adalah bahwa semangat wuquf tidak berhenti ketika kita keluar dari Padang Arafah ataupun setelah tanggal 9 Dzulhijjah. Semua yang dilakukan selama musim haji merupakan sebuah pembelajaran yang semestinya setelah itu akan menjadi kebiasaan kepada siapa saja untuk selalu menciptakan nuansa wuquf kapan dan dimanapun berada.

Bayangkan…! Bila setiap orang yang pernah berhaji tetap membawa semangat wuquf kekampung halamannya masing-masing dan mereka tetap membangun hubungan harmonis secara vertikal kepada Allah Jalla wa 'Azza, pastinya akan tampak sebuah pemandangan hubungan sosial yang sangat indah, tidak akan ada ghibah, namimah, sum'ah, ataupun semua bentuk perbuatan yang meresahkan dan menimbulkan musibah bagi subyek maupun obyeknya, karena nuansa wuquf tetap terbangun dan menjadi atmosfir yang sangat kental dalam setiap keadaan.

Setiap tahunnya, tidak kurang dari 250.000 jamaah haji Indonesia yang berbondong-bondong menuju kota Makkah dan Madinah, bahkan banyak orang yang berusaha bisa berhaji setiap tahunnya untuk melakukan re-charge pengalaman spritualnya. Magnit Ka'bah al-Musyarrofah seakan menghujam begitu dalam kesetiap relung hati kaum muslimin diseantero dunia, terutama kepada kaum muslimin Indonesia, sehingga Departemen Agama dalam hal ini mengeluarkan aturan berhaji 5 tahun sekali buat mereka yang sudah pernah melaksanakannya. Idealnya, bila orang-orang yang telah melaksanakan haji mampu mempertahankan volume ibadahnya selama dalam perjalanan ibadah sekembalinya ke rumahnya masing-masing, maka pasti akan tersuguhkan kemilau-kemilau akhlak dan kepribadian yang sangat menawan.
Karenanya, untuk merealisasikan pelajaran mahal dari berhaji yang puncaknya adalah pelaksanaan wuquf di Padang Arafah, maka tidak ada pilihan lain kecuali kita harus mampu berwuquf setiap saat, kapan dan dimanapun kita berada. Alhasil, siapapun orangnya pasti akan merasakan betapa indah dan berharganya hari-hari yang dilalui dengan aroma wuquf, dan tentunya ini membuka peluang dan harapan kepada siapapun yang belum dan tidak mampu menyiapkan uang dalam jumlah besar untuk tetap bisa berhaji dan bahkan berkali-kali. Wallahu A'lam bi As-Shawaab
_________________________
Oleh : H. Syarif Matnadjih

kangenha.multiply