Kamis, 29 Oktober 2009

"Jalur Gaza" Diluncurkan

Resensi Buku

Buku terbaru Trias Kuncahyono (wakil pemred Kompas) berjudul Jalur Gaza: Tanah Tejanji, Intifada dan Pembersihan Etnis telah diluncurkan dalam suatu acara yang diselenggarakan di Universitas Paramadina, Jakarta, Rabu (28/10) malam.

Dalam acara yang dikemas apik tersebut disertakan dengan acara bedah buku dengan pembicara Prof. Komarudin Hidayat dan DR. Kusnanto Anggoro. Dalam diskusi tersebut Kusnanto menggambarkan apa yang terjadi di Jalur Gaza sebagai monumen hidup yang lebih dasyat dari sejarah. Hal ini dikarenakan, persoalan Jalur Gaza jauh lebih kompleks karena tidak adanya garis demarkasi sepertinya pada Perang Dunia. Disebut perang, tidak ada garis demarkasi, maka sulit membayangkan akhir dari peperangan atau konflik tersebut.

Hal yang menarik dalam buku ini, demikian Kusnanto menjelaskan, karena beberapa hal, diantaranya adalah kaya akan cerita-cerita human interest. Diantaranya, bagaimana Trias diberi fasilitas internet gratis oleh penduduk Pelestina hanya karena orang tersebut merasa 'diorangkan'.

Karena buku ini ditulis oleh seorang wartawan, lanjut Kusnanto, maka Trias terbebas dari 'dosa akademik'. Kusnanto misalnya menyebutkan kata "pembersihan etnis" (genosida) yang bisa misleading, karena yang terjadi di Pelestina asalah "peperangan saudara sedarah".

Sementara itu Komarudin menjelaskan, buku Jalur Gaza ditulis dengan gaya novel, meski menyajikan fakta sejarah. "Fakta sejarah yang ditulis secara cair dan mengalir membuat buku ini enak dibaca." ujarnya.

Mengenai yang concern terhadap masalah Pelestina adalah negara-negara non-Arab, Komarudin menjelaskan, sumber peperangan bukan semat-mata agama, tetapi lebih pada persoalan tanah air. Di Pelestina, ada pembelaan terhadap kabilah (suku), ghanimah (harta rampasan) dan aqidah (agama). "Ketiga hal ini menghasilkan konflik dan peperangan yang dahsyat." katanya.
(Warta Kota, 29/10)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar